Gunungkidul, mitranegaranews.co | Mengintip penyelenggaraan festifal bedhidhing tur de ngalas yang di gelar pemuda - pemudi Padukuhan Siyono, Kalurahan Petir, Rongkop, Gunungkidul beberapa hari yang lalu, menjadi menarik untuk kami sajikan dalam sebuah artikel bernuansa wisata alam. Meski sekilas kurang berhasil dalam mendatangkan pengunjung dalam efent festifal bertajuk musim dingin pegunungan seribu, namun setidaknya mampu menggugah dan kesadaran kalangan anak muda untuk menciptakan ruang berekspresi dan prestasi dalam membangun inspirasi.
Tema yang digagas adalah sebuah festifal bedhidhing, suatu peristiwa alam pada musim kemarau di pegunungan sebuah desa di kawasan bukit kars. Dengan mengambil lokasi disebuah goa yang lebih dikenal sebagai *SONG LUWANG*, terletak di Padukuhan, Siyono, Petir, Rongkop, Gunungkidul,
DI.Yogyakarta. Berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Kabupaten Gunungkidul.
Dimulai dengan adanya komunitas anak muda berupa laburaturium sedusun, lalu menggagas keinginan mengangkat citra pariwisata alam sekitar yang sesungguhnya sangat menarik jika terus di eksplour ke publik serta terus digarap agar ada daya magnit bagi wisatawan. Bahkan menurut pengamatan kami, song luwang adalah sebuah goa bebatuan stalagtik stalagmit yang masih sempurna dan belum mengalami kerusakan. Bahkan mungkin menyimpan rahasia alam yang perlu digali dan ditemukan. Seandainya letak song luwang berada di pwrkotaan, sudah pasti menjadi pesona bagi wisatawan dan mendatangkan banyak keuntungan.
Dari sinilah terpikirkan oleh anak - anak muda Padukuhan Siyono untuk menciptakan sebuah gagasan kedepan. Selain menjaga kelestarian alam, juga bisa menghidupkan jaringan ekonomi desa yang secara otomatis mengurangi pengangguran. Saat awal sekarang mungkin belum nampak menghasilkan suatu keuntungan secara materi, namun siapa tahu dimasa depan apa yang di harapkan menjadi suatu kenyataan.
Penulis sempat mewancara seorang pengunjung bernama Yuka, dia seorang pemuda pecinta alam, berasal dari kota Magelang, dia mengaku sudah terbiasa mengadakan acara dilapangan seperti festifal. Kesan yang dia dapat dan lihat di Song Luang membuatnya iri ( dalam arti positif ). Kata Yuka pada media, mereka, temen - temen di Padukuhan Siyono, Petir, Rongkop, Gunungkidul ini punya satu potensi yang bisa bermanfaat dan bisa menjadi sesuatu yang menarik.
Kalau ini bisa dirawat dan dikelola dengan baik, song luwang ini bisa jadi ruang - ruang ber exspresi. Buat kawan - kawan disini, tidak perlu ke kota Jogja, Jakarta atau ke kota - kota lain cari sesuatu yang indah. Goa atau song luwang ini sudah punya pesona yang menarik, kata Yuka. Mereka bisa tumbuh sendiri. Soal apakah song luwang ini bisa jadi tempat wisata atau tidak, saya tidak tahu, terang Yuka. Cuman kalau nantinya bisa jadi lokasi wisata, saya berpesan agar dijaga kelesatrianya, jangan dirusak, tetap jaga marwahnya song, biarkan tetap seperti ini.
Gunakan semaksimalnya, semampunya, tidak menutup apapun biar bisa berkolaborasi dengan Gusti Allah, kata Yuka. Terus percaya diri, tempat ini baik, tidak memalukan, persiapkan diri dengan banyaknya orang yang akan datang menyaksikan keindahan song luwang, pesan Yuka. Jangan kaget jika suatu saat banyak orang yang datang kesini, harus tetap bisa menjaga keaslianya agar menjadi diri sendiri. Kalau ditanya tentang apakah ini proespek menjadi tempat wisata?....Yuka mengatakan sangat prospek.
Selain menawarkan daya tarik song luwang, warga Siyono bisa mengangkat nilai - nilai sosial budaya yang ada, juga kekayaan kuliner desa yang tidak kalah menariknya dengan makanan kota. Juga kekayaan tradisi yang masih terus dilestarikan dan dijaga warga, keramahan dan kesejukan alami yang saat ini mulai mahal didapatkan di kota - kota. Akan tetapi harus dipersiapkan SDM pengelola yang gigih memasarkan di media sosial sebagaimana pengakuan Yuka dan pengunjung dari luar kota, bahwa mereka mengetahui adanya song luwang ini dari sosial media. Pola pasar juga bisa dilakukan secara langsung dari mulut kemulut agar nama song luwang terus dikenal kalayak luas.
( Penulis : Wajiyo )
Posting Komentar