Gunungkidul, MNnews | Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, melepas peserta kirab budaya dalam rangka Bersih Dusun ( rasul ) Padukuhan Semampir, Kalurahan Semugih, Kapanewon Rongkop, Gunungkidul. Pelepasan peserta kirab budaya berlangsung di tepi jalan jalur lintas selatan ( JJLS ) Padukuhan Semampir pada hari Senin,9 Juni 2025 siang.
Turut hadir dan mendampingi pelepasan kirab budaya pada siang itu antara lain, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul, Suwignyo, PLH Panewu Kapanewon Rongkop, Kardiyono S.IP., M.M beserta forkompinkap, Lurah Kalurahan Semugih,Suyata,S.IP, Dukuh Padukuhan Semampir, Heri Supanto. Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Wakil Bupati Joko Parwoto melepas iring iringan kirab budaya yang di pimpin Lurah Suyata dan Ibu Lestari, S.Pd dan Ibu Wakil Ketua Dewan, Lilis Setyowati dan dibelakangnya adalah Bergodo dan masyarakat Semampir yang terdiri dari 4 RT.
Sebelum rombongan kirab dilepas, sudah diadakan upacara sambutan atas kehadiran Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto. Dalam kesempatan tersebut, Lurah Semugih, Suyata, S.IP mengucapkan selamat datang dan rasa terimakasihnya atas kehadiran bapak Wakil Bupati. Dengan kehadiran pak Wakil Bupati dalam rangka Bersih Dusun atau rasulan Padukuhan Semampir tahun ini, bisa memotivasi semangat gotong royong dan kebersamaan warga masyarakat.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul,Joko Parwoto, mengungkapkan rasa senangnya bisa hadiri undangan warga masyarakat Semampir yang sebenarnya juga sebagai warga sendiri. Sebab pak Wakil Bupati Joko Parwoto adalah kelahiran asli Padukuhan Baran Kulon, Semugih, Rongkop. Untuk itu, beliau berharap agar terus bersinergi kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, kususnya dengan Kalurahan Semugih. Mudah mudahan dengan acara rasulan ini membawa berkah kita semua untuk masyarakat Kalurahan Semugih menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
Sedangkan Dukuh Padukuhan Semampir, Heri Supanto, kepada awak media, Mitranegaranews.co menjelaskan, bahwa terselenggaranya bersih dusun atau rasul tahun ini berkat kekompakan warga masyarakat dari 4 RT yang terdiri dari 212 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk sekitar 887 jiwa. Rangkaian kegiatan yang dibiayai secara swadaya masyarakat dengan iuran per KK Rp 150.000,- dibantu oleh para donatur, diadakan berbagai rangkaian kegiatan berupa Pengajian Akbar, senam massal, seni reog Jathilan, Campur Sari, kirab budaya dan diakhiri dengan pentas seni wayang kulit dengan dalang muda Ki Bily Marsalo asli Rongkop.
Warga masyarakat Semampir dari anak anak hingga yang tua, nampak antusias dalam mengikuti kirab budaya, terlebih dilepas langsung oleh Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto. kiirab budaya yang dipimpin langsung oleh lurah Kalurahan Semugih menjadi moment keguyup rukunan yang tidak ternilai harganya sebagai wujud rasa syukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa.Dimaba tahun ini warga tani di Padukuhan Semampir mendapatkan panen yang cukup menggembirakan. Usai kirab mengelilingi kampung yang diawali dari JJLS kearah selatan dan putar jalan kampung hingga kembali ke tempat star. Selanjutnya diadakan display seni, baik seni tari, senam dan tembang campur sari yang menjadi hiburan bagi warga masyarakat Semampir.
Menyaksikan acara bersih Dusun atau rasulan yang hampir semua warga di Kapanewon Rongkop menggelar acara serupa, PLH Panewu Kapanewon Rongkop,Kardiyono, S.IP., M.M memberikan sedikit tanggapan, bahwa tradisi bersih dusun atau bersih desa sudah menjadi budaya yang turun temurun dan dilestarikan. Selain menjadi sarana mengekspresikan budaya lokal, juga menjadi sarana kebersamaan dalam kegembiraan. Meskipun harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, masyarakat tetap bisa mengadakan kegiatan ini setiap tahunya. Tentu ini tidak semua Padukuhan mampu menyelenggarakan kegiatan dan sebuah acara yang sama, tetapi menyesuaikan dengan keadaan dan kemampuan warga. Meskipun sebenarnya event budaya seperti ini bisa dibiayai oleh dinas Kebudayaan atau Dana keistimewaan, namun tidak semua masyarakat tahu bagaimana cara meraihnya atau seandainya semua mengharap mendapatkan bantuan dana keistimewaan, belum tentu dana tersebut bisa mencukupi. Untuk itu, tentu warga masyarakat harus mengukur dan menyesuaikan kemampuan, tidak bisa memaksakan diri, harap Kardiyono.
( Penulis : Wajiyo )
Posting Komentar