BLITAR, MNnews | Kantor Wali Kota Blitar menjadi tuan rumah pertemuan penting yang membahas potensi kerja sama antara Afrika dan Jawa Timur, dengan fokus pada pengembangan Kota Blitar pada Jumat, 13 Juni 2025. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Prof. Jacobus Root, Vice President Hongkong UNESCO WISDP, dan Mr. Nwaba Eugene Chinweokwu, Director of Investment for Africa and South-East Africa.
Dian Prio Gunanto, Ketua Dewan Seni dan Budaya Kabupaten Blitar, yang menjadi inisiator dan jembatan rencana kerja sama ini, membuka diskusi dengan menyoroti kekayaan Blitar. "Blitar dikenal dunia karena produknya, seninya, dan budayanya," ujar Dian. Ia menekankan bahwa keberadaan Bung Karno di Blitar seharusnya tidak hanya sebatas euforia, melainkan menjadi semangat untuk mendorong peningkatan potensi kota di segala sektor dan membawanya ke kancah internasional.
Prof. Jacobus Root kemudian memaparkan program-program UNESCO yang berpotensi diterapkan di Kota Blitar. Beliau menjelaskan bahwa pengembangan tidak hanya mencakup infrastruktur, tetapi juga budaya untuk memenuhi kebutuhan batin masyarakat.
"Dari UNESCO, dasar kami adalah situs budaya," terang Prof. Root. Ia menambahkan bahwa pencantuman warisan budaya diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, pendapatan bisnis lokal, serta membuka lapangan kerja baru yang terkait dengan situs budaya.
Senada dengan itu, Mr. Nwaba Eugene Chinweokwu juga ingin mempromosikan ekonomi dan kerja sama antara Afrika dan Jawa Timur, khususnya Blitar Raya dalam pengembangan sektor UMKM dan batik. Mr. Chinweokwu juga menyoroti kesamaan budaya antara Afrika dan Indonesia, salah satunya aspek halal.
Kepala Bappeda Kota Blitar, Bapak Triman, memberikan pandangannya terkait pertemuan ini dalam sebuah wawancara. "Sangat menarik karena menawarkan sesuatu yang mungkin bisa mengembangkan potensi besar di Kota Blitar dan Blitar Raya," kata Bapak Triman.
Ia menambahkan bahwa Wali Kota Blitar tidak dapat menerima langsung delegasi tersebut karena sedang berada di Jakarta. "Seperti yang disampaikan Mr. Eugene dengan kesamaan budaya, produk yang potensial seperti Kendang Jimbe dan banyak hal yang berpotensi juga seperti sambel pecel," pungkasnya, mengisyaratkan adanya peluang kolaborasi yang menjanjikan.
Priska
Posting Komentar