Gunujgkidul, MNnews |. Selama liburan Hari Raya Natal 2024 hingga Tahun Baru 2025, kunjungan wisatawan ke kawasan Pantai Gunungkidul masih menjadi pilihan terfaforit. Hal ini terbuktia dari tanggal 21 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025 pengunjung yang datang dari berbagai daerah Indomesia ke pantai selatan Gunungkidul mencapai 178.907 orang dengan restribusi sebesar Rp 1.777.115.300,-.
Sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Oneng Windu Wardana, S.Si, M.Si kepada awak media pada hari Rabu 1 Januari 2025, bahwa, untuk kunjungan wisatawan ke pantai selatan Gunungkidul tahun ini mengalami kenaikan dan mencapai target yang diinginkan.
![]() |
Untuk itu Dinas Pariwisata Gunungkidul akan terus berusaha untuk kedepanya agar lebih berkualitas dan meningkatkan pelayanan dengan lebih baik.
Senada dengan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Aris Sugiyantoro, S.E, selaku Subkoordinator Obyek dan Daya Tarik Wisata Bidang Pengembangan Destinasi mengatakan, target kunjungan wisatawan musim libur Nataru bisa tercapai. Sebagai kawasan pantai faforit dikunjubgi wisatawan adalah Pantai Drini dan Obilix sea view kawasan paralayang watu gapit.
Sementara itu awak media yang beberapa hari berhasil memantau pergerakan wisatawan dibeberapa obyek wisata pantai, seperti Kukup, Krakal, Indrayanti, Pantai Sadranan, Pantai Drini, Sepanjang, pantai Kodok hingga Wediombo, memang terpantau ramai namun lancar. Hanya ada beberapa catatan kesiapan pengelola yang masih perlu adanya pembenahan dan penertiban untuk kenyamanan wisatawan. Perlu disadari bersama bahwa wisatawan lokal tidak bisa disamaratakan dengan wisatawan dari manca daerah, sehingga kekita menemukan palayanan yang dirasa memberatkan akan melakukan tindakan protes dan keberatan. Kenyamanan pengunjung dalam menikmati keindahan alam di pesisir pantai menjadi kunci penting, apakah mereka akan kembali datang disaat musim libur, apakah akan membagikan pengalaman terindahnya atau tidak itu tergantung pada pelayanan disaat berada dilokasi obyek wisata yang dikunjunginya.
Untuk itu yang perlu sekali adanya penyuluhan bagi pelaku usaha, pokdarwis, pedagang asongan, tukang parkir serta sektor lain agar bekerja sesuai dan wajar. Sebab pada hari pertama tahun baru, ada sebuah kejadian didepan sebuah TPR, ada rombongan pengunjung dengan mengendarai sebuah kendaraan roda empat, open cup berteriak "Dibenahi pelayanan pedagang, mosok degan siji 40ewu" (Dibenahi pelayanan pedagangnya, masak harga kelapa muda sampai 40 ribu rupiah). Juga ada keluhan beberapa warga akan biaya parkir sepeda motor ditarik Rp 5000 namun tidak diberikan karcis.
Namun setelah kami melakukan investigasi langsung di pantai Indrayanti, beberapa pedagang mengatakan kalau harga kelapa muda disana rata - rata menjual satu kelapa muda Rp 25 ribu, parkir motor 5000 dengan pengelola perorangan atau ruang parkir milik pribadi.
Dalam rangka untuk peningkatan pelayanan dan kenyamanan wisatawan, Dinas pariwisata Gunungkidul sebenarnya sudah menghimbau pada semua pemangku kepentingan pariwisata untuk memperhatikan banyak hal untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pengunjung yang datang. Diantaranya adalah, menjaga kebersihan, memasang daftar menu dan harga bagi warung - warung atau toko souvenir, memasang tarif penginapan, hotel, losmen atau homstay, harga sewa gasebo, memberikan karcis parkir dan penarikan harga parkir sewajarnya untuk lahan pribadi dan masih banyak hal lain yang perlu diperhatikan.
Hal ini sangat perlu, karena akan membawa dampak positif bagi kelanjutan usaha dan daya tarik bagi wisatawan untuk terus berkunjung ke Gunungkidul. Jangan sampai menjadi ajang mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan memasang tarif pelayanan diatas harga fajar ( normal ). Semoga ulasan singkat ini menjadi perhatian demi kemajuan Gunungkidul disektor pariwisata kususnya destinasi pantai selatan yang jumlahnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
( Penulis : Wajiyo )
Posting Komentar