Surakarta, MNnews | Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menegaskan komitmennya sebagai garda terdepan pelestarian seni tradisi dengan menggelar Talk Show bertajuk “Wayang Menantang Zaman: Antara Warisan Agung dan Keberlanjutannya”, Sabtu (12/07/2025) di Teater Kecil ISI Surakarta. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Wayang Kondang sekaligus momentum memperingati 1000 hari wafatnya swargi Bapak Kondang Sutrisno — maestro pedalangan yang sepanjang hidupnya mendedikasikan diri bagi keluhuran seni wayang di Indonesia dan juga merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta.
Dalam sambutannya, Dr. Sunardi, S.Sn., M.Sn., selaku Pengarah Kegiatan, Ketua LPPM, sekaligus salah satu Calon Rektor ISI Surakarta, menegaskan bahwa acara ini bukan hanya mengenang jasa swargi Bapak Kondang Sutrisno, tetapi juga menjadi ruang refleksi dan aksi nyata agar wayang tetap hidup dan relevan di tengah tantangan era modern.
“Wayang adalah pusaka agung bangsa yang sarat filosofi dan kearifan lokal. Swargi Bapak Kondang Sutrisno selalu percaya bahwa wayang memiliki daya hidup yang luar biasa. Beliau mendorong inovasi agar wayang tak sekadar jadi benda museum, tetapi terus menantang zaman dan menjadi inspirasi lintas generasi,” ujar Dr. Sunardi.
Talk show ini menghadirkan tiga narasumber lintas bidang: Ir. H. Tumiyana, M.B.A. (pengusaha, Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia Pusat), Prof. Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn. (akademisi pedalangan), dan Yanusa Nugroho, S.S. (sastrawan). Diskusi dipandu oleh Nanang HP, S.Sn. (seniman) dengan suasana hangat, mendalam, dan penuh gagasan segar.
Para narasumber sepakat bahwa seni wayang harus tetap relevan di era digital melalui inovasi cerita, media, dan keterlibatan generasi muda. Talk show ini diharapkan menjadi wadah diskusi yang mencerahkan, menumbuhkan inspirasi baru, sekaligus penghormatan tulus bagi dedikasi swargi Bapak Kondang Sutrisno.
Menutup sambutannya, Dr. Sunardi, S.Sn., M.Sn. mengajak seluruh peserta meneruskan perjuangan beliau dalam melestarikan dan mengembangkan wayang demi keberlanjutan budaya adiluhung bangsa. Sekaligus, Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta diharapkan semakin mengokohkan posisi ISI Surakarta sebagai garda terdepan pelestarian dan pengembangan seni budaya Indonesia. Semoga ISI Surakarta yang sudah berstatus BLU ini, semakin sukses, jaya, dan mendunia.
TIM
Posting Komentar