PONOROGO , MNnews ! Muncul efek ganda dari proyek Monumen Reog dan
Museum Peradaban (MRMP). Anggaran sejumlah program Pemerintah Pusat mengucur ke
Ponorogo dampak pembangunan monumen setinggi 126 meter di perbukitan kapur
Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo itu. Di antaranya, Dana Alokasi Khusus
(DAK) Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu (PPKT) dan Instruksi
Presiden Jalan Daerah (IJD) yang mendukung konektivitas prasana transportasi
antar wilayah.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan
Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Ponorogo Jamus Kunto Purnomo, penataan kawasan
pendukung ekosistem wisata di MRMP sudah terlaksana akhir 2024 lalu.
Pembangunan infrastruktur berupa jalan paving, drainase, instalasi pengolahan
air limbah komunal, jaringan air minum, serta tempat pembuangan sampah yang
menganut pola 3R (reduce, reuse, recycle) disokong penuh DAK Tematik bersumber
dari APBN.
’Lingkungan sekitar monumen sudah dibenahi jalannya dan dipercantik lingkungannya.
Sebuah kawasan permukiman yang hidup karena ada pasar serta aktivitas produktif
warga. Penataan lingkungan yang tematik dan holistik (menyeluruh) untuk
menyiapkan kawasan pendukung
pariwisata,’’ kata Jamus, Jumat (20/6/2025), sembari menyebut Pemerintah Pusat
rela menggelontorkan dana DAK Tematik PPKT 2024 senilai Rp 10,6 miliar.
Pada 2025 ini, lanjut Jamus, pihaknya akan fokus
merampungkan segmen-segmen drainase yang tersisa. Salah satu titik utama
pekerjaan adalah sistem drainase di sekitar Pasar Sampung dengan menggunakan
saluran pracetak U-ditch berbentuk huruf U yang memungkinkan pengerjaan lebih
cepat dan rapi. “Dua bulan saja pekerjaan selesai karena bukan drainase
konvensional yang harus menata batu kali satu per satu. Sengaja pakai U-ditch,
cukup gali, pasang, lalu tutup. Sederhana serta efisien,” jelasnya.
Sedangkan pada 2026 mendatang, Jamus sudah bersiap mengusulkan kegiatan
peningkatan jalan melalui program lanjutan IJD. Ruas jalan strategis yang
mendukung konektivitas antar wilayah bakal mendapat prioritas. Pemerintah Pusat
lewat IJD ingin membantu daerah memperbaiki infrastruktur jalan yang vital bagi
konektivitas dan mobilitas masyarakat. ‘’Infrastruktur jalan menuju MRMP layak
masuk kriteria pengusulan. Prinsipnya adalah menjaga kesiapan kawasan tetap
prima sampai monumen difungsikan. Kawasan itu harus sudah benar-benar siap
menyambut wisatawan,’’ tegas Jamus.
Dia merinci ruas-ruas jalan dari luar wilayah menuju MRMP
sudah terkoneksi dengan baik. Dari arah Sarangan dan Tawangmangu terhubung
melalui jalur Sampung-Parang. Sedangkan dari arah Wonogiri, pengunjung dapat
mengambil jalur Pohijo-Sampung yang
infrastruktur jalannya sudah baik. Sementara itu, perbaikan
jalan jalur Sampung-Bangunrejo-Danyang-Mlilir terhubung ke Madiun juga tuntas.
‘’Kalau dari arah kota di Ponorogo bisa lewat Somoroto ke Ngambakan yang jalannya diperlebar dan diaspal. Kalau bicara
jalan, maka bicara konektivitas,’’ terangnya.
Jamus menekankan bahwa penataan kawasan bukan sekadar pembangunan fisik. Melainkan narasi panjang tentang
kebangkitan budaya, pemberdayaan masyarakat, dan arah baru pembangunan Ponorogo
yang hendak mendongkrak kekuatan sektor ekonominya. ‘’Penataan kawasan ini
tidak hanya memberikan manfaat estetis dan fungsional, tetapi juga menyasar
dampak ekonomi jangka panjang. Tentu muaranya adalah kesejahteraan masyarakat
karena PDRB Ponorogo masih dominan dari sektor pertanian. Kita dorong sektor
jasa dan pariwisata agar naik kelas dengan MRMP yang menjadi salah satu motor
penggeraknya,’’ pungkas Jamus.
(Muh Nurcholis)
Posting Komentar